JAKARTA, iNews.id - Beberapa hari terakhir publik di Indonesia digegerkan oleh laporan Al Jazeera yang menyebutkan vaksin Sinovac asal China memiliki efektivitas terhadap imunitas tubuh paling rendah. Laporan tersebut dibandingkan dengan 10 jenis vaksin yang siap edar dari produsen lain.
Selain itu, laporan yang bersumber dari data Reuters dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tersebut juga menyebutkan, dari 20 negara, Indonesia tercatat sebagai satu-satunya negara yang memesan vaksin Sinovac. Lantas, vaksin apa yang memiliki tingkat efektivitas paling tinggi? Saat ini, ada tiga jenis vaksin yang paling efektif di dunia, yakni Pfizer-BioNtech asal Jerman (efektivitas 95 persen), Moderna-NIAID asal Amerika Serikat (efektivitas 94,1 persen), dan Sputnik V asal Rusia (efektivitas 91,4 persen).
Ketiga jenis vaksin tersebut tidak hanya unggul dari sisi efektivitas, namun juga unggul dari beberapa indikator lain seperti lama perlindungan. Diketahui, Sputnik V menjadi vaksin dengan tingkat durasi perlindungan paling lama yakni dua tahun.
Kemudian disusul oleh Pfizer-BioNtech dengan lama perlindungan lima bulan dan Moderna dengan durasi perlindungan tiga bulan. Adapun, data WHO melaporkan, masih belum diketahui lama perlindungan dari vaksin Covid-19 dari produsen-produsen lain.
Kemudian dari sisi harga, Sputnik V menjadi vaksin dengan harga dasar paling terjangkau apabila dibandingkan dengan Pfizer-BioNtech dan Moderna. Sputnik V memiliki harga dasar sebesar 10 dolar AS atau sekitar Rp141.000 (kurs 14.100), sedangkan Pfizer-BioNtech memiliki harga dasar Rp282.000 dan Moderna sebesar Rp523.000.