JAKARTA, iNews.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca dagang RI mencapai 0,47 miliar dolar AS atau turun sebesar 1,92 miliar dolar AS secara bulanan. Berkat hal ini, Indonesia sudah membukukan surplus selama 51 bulan beruntun sejak Mei 2020.
Menurut Plt Kepala BPS Amalia W Widyasanti surplus ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau bulan yang sama tahun sebelumnya.
Amalia menuturkan, surplus neraca perdagangan Juli 2024 ini ditopang oleh surplus pada komoditas nonmigas yaitu sebesar 2,61 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang surplus utama adalah bahan bakar mineral terutama didalamnya batubara yang masuk dalam kategori HS 27, lemak dan minyak nabati HS 15 yang mayoritas adalah palm oil serta besi dan baja dalam kelompok HS 72.
"Surplus neraca perdagangan nonmigas Juli 2024 ini lebih rendah jia dibandingkan dengan bulan lalu maupun bulan yang sama tahun sebelumnya," kata dia dalam konferensi pers hari ini, Kamis (15/8/2024).
Amalia menambahkan, pada saat yang sama neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit 2,13 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang defisit hasil minyak dan minyak mentah.