Untuk menjaga kestabilan tersebut, pemerintah turut memberikan insentif perpajakan. Selain itu, memberikan kemudahaan pembiayaan melalui institusi Lembaga Pembiayaan Infrastruktur Indonesia.
"Namun dalam suasana seperti ini, karena setiap hari selalu akan ada news dari perkembangan negara lain. Dan itu selalu pengaruhnya kepada sentimen di dalam negeri, maka kita juga meskipun sudah melakukan langkah-langkah tersebut, kita akan tetap waspada," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor barang konsumsi terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir meskipun porsinya masih kecil dibandingkan bahan baku dan barang modal. Pada Juli 2018, impor barang konsumsi mencapai 1,72 miliar dolar AS, naik 60,57 persen dibandingkan Juli 2017 dan naik 70,5 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, porsi barang konsumsi terhadap keseluruhan impor tercatat 9,41 persen.
Pemerintah berencana mengurangi impor lantaran neraca perdagangan terus mengalami defisit. Defisit tersebut berpengaruh pada melebarnya defisit transaksi berjalan, sehingga berpengaruh pada daya tahan rupiah terhadap dolar AS.