JAKARTA, iNews.id - Pemerintah memproyeksikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada akhir 2021 akan turun menjadi 5,2 persen-5,4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau sebesar Rp873,6 triliun. Proyeksi defisit anggaran tersebut lebih rendah dibanding asumsi di UU APBN 2021 yang sebesar 5,7 persen PDB atau Rp1.006,4 triliun.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, estimasi penurunan defisit fiskal ini juga karena realisasi penerimaan negara yang cukup kuat hingga akhir Oktober 2021.
"Kita berharap akhir tahun ini kita akan mengalami defisitnya mengecil. Kalau di dalam UU APBN disebutkan defisitnya Rp1.006,4 triliun atau 5,7 persen dari PDB, tahun ini kita memperkirakan defisitnya akan mengecil, yaitu ke Rp873,6 triliun atau di kisaran 5,2 persen - 5,4 persen dari PDB," ujar Sri Mulyani usai sidang kabinet paripurna dikutip dari Antara, Rabu (17/11/2021)
Dalam sidang kabinet itu, Sri Mulyani menjelaskan bahwa hingga akhir Oktober 2021 ini, belanja pemerintah pusat tumbuh 5,4 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Hingga akhir 2021, realisasi belanja pemerintah pusat diperkirakan masih akan tumbuh lebih tinggi lagi mencapai 10,4 persen.
Dalam pagu belanja pemerintah pusat itu, belanja kementerian dan lembaga mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yakni mencapai 14,8 persen.