JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi menujukkan tren menguat. Setelah mampu menjaga pertumbuhan positif 3,7 persen di tahun 2021 meski dihantam gelombang COVID-19 varian Delta, pemulihan ekonomi berlanjut di kuartal I 2022 dengan pertumbuhan mencapai 5,01 persen.
"Melonjaknya varian Omicron tidak terlalu berdampak pada proses pemulihan ekonomi nasional, ini hasil nyata dari akselerasi vaksinasi dan kekebalan alami yang tumbuh di masyarakat," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta, Jumat (20/5/2022).
Sri Mulyani menjelaskan, konsumsi dan investasi terus menunjukkan tren peningkatan, disertai pemulihan yang kuat di hampir semua sektor ekonomi termasuk transportasi, akomodasi, dan konstruksi, selain dua sektor utama yaitu manufaktur dan perdagangan. Kemudian, indikator PMI Manufaktur Indonesia pada April 2022 masih terus ekspansif pada level 51,9.
"Sementara itu, kenaikan harga komoditas global mampu mendorong peningkatan surplus neraca perdagangan Indonesia. Secara kumulatif pada kuartal I 2022, neraca perdagangan tercatat surplus 9,3 miliar dolar AS. Pada April 2022, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai 7,6 miliar dolar AS, rekor tertinggi surplus bulanan dalam sejarah," kata dia.
Selain itu, neraca transaksi berjalan tahun 2022 diperkirakan akan lebih baik dibandingkan tahun 2021. Peningkatan kualitas pemulihan ekonomi juga terlihat dengan membaiknya kondisi ketenagakerjaan serta tingkat kemiskinan. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun mendekati level pra-pandemi, menjadi 5,83 persen pada Februari 2022 dari 6,26 persen pada Februari 2021.
"Sementara, angka kemiskinan nasional juga konsisten menurun, dari sebelumnya 10,1 persen di tahun 2020, kembali menjadi single digit 9,7 persen di tahun 2021," ucap Sri Mulyani.