Febrio mengatakan salah satu alasan di balik pergeseran dominasi ekonomi ini bukan hanya bergantung pada upaya pemulihan pada 2020 namun juga pertumbuhan kelompok kelas menengah di Asia. Sisi demografi turut berkontribusi dalam pergeseran dominasi Asia.
Sementara menurut World Economic Forum, Indonesia, Fillipina, dan Malaysia akan menjadi pemimpin perekonomian Asia dengan motor pertumbuhan berupa meningkatnya angkatan kerja.
Perkiraan susunan ekonomi terbesar di dunia tersebut menggunakan perbandingan proyeksi pertumbuhan ekonomi beberapa tahun ke depan termasuk pada 2020, serta proses pemulihan ekonomi di tahun-tahun berikutnya.
Berdasarkan proyeksi World Bank dan IMF, beberapa negara dengan PDB terbesar pada tahun ini diprediksi akan kontraksi, seperti AS dan Jepang minus 6,1 persen (yoy), Jerman minus 7,8 persen (yoy), dan Brazil minus 8 persen (yoy).
Sementara prediksi pertumbuhan ekonomi untuk negara-negara Asia pada tahun ini sangat rendh. Malaysia kontraksi 3,1 persen (yoy), Thailand turun 5 persen (yoy) dan Filipina minus 1,9 persen (yoy).
Meski demikian, Indonesia dan China diperkirakan mengalami pertumbuhan ekonomi lebih baik dibandingkan negara Asia lain yakni masing-masing nol persen atau tidak tumbuh dan 1 persen (yoy).
“Prediksi ini perlu kita syukuri dan perlakukan sebagai motivasi bagi Indonesia. Pemerintah harus terus membuat kebijakan yang tepat dalam penanganan pandemi Covid-19,” kata Febrio.