Hal ini bertentangan dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yang menampik fenomena ini karena adanya penurunan daya konsumsi masyarakat. Darmin justru melihat tutupnya ritel, murni diakibatkan oleh persaingan ritel antar satu sama lain.
"Di kita itu khusus di Indonesia, ada fenomena Indomaret, Alfamart, itu memang mengubah konstelasi. Mesti ada yang tersingkir ya," ujar Darmin di kantornya, Jumat (18/1/2019).
Kendati demikian, Bhima juga menilai adanya persaingan yang ketat antara supermarket dan minimarket membuat ritel besar tersingkir. Pasalnya, minimarket semakin menjamur beberapa tahun belakangan yang membuat pola konsumsi masyarakat bergeser.
"Minimarket jaraknya dekat dengan rumah, hemat biaya parkir dan bensin. Produk di minimarket modern semakin lengkap," kata dia.
Selain itu, dengan jumlah generasi milenial yang jumlahnya 90 juta orang membuat tren leisure economy semakin marak. Generasi milenial cenderung mengonsumsi barang dan jasa yang bersifat leisure.
Hal ini ditandai dengan maraknya cafe, foodcourt, dan tempat wisata. Pasalnya, generasi ini dinilai sebagai generasi yang menghabiskan penghasilannya untuk mencari pengalaman dengan mengunjungi berbagai tempat baru.
"Mereka akan rem pembelian bahan makanan di supermarket, cenderung jajan di restoran," tuturnya.