JAKARTA, iNews.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS) pada Juni 2018 masih surplus 5,59 juta dolar AS. Padahal, AS berencana untuk mencabut fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) atau Sistem Preferensi Umum untuk Indonesia.
Jika hal tersebut terjadi maka seharusnya akan membebani nilai ekspor Indonesia. Pasalnya, pada Januari-Juni 2018 ekspor ke negara adidaya ini berkontribusi 10,78 persen pada total ekspor sebesar 88,02 miliar dolar AS.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, berdasarkan perolehan data tersebut sepertinya rencana AS belum memberikan dampak pada nilai ekspor Indonesia. Sebab, nyatanya nilai ekspor Indonesia masih tercatat surplus terhadap AS.
"Neraca perdagangan untuk AS masih surplus selama ini. Surplus ini yang membuat presidennya agak ngambek dengan kita sepeti dia dengan China kayaknya kalau orang liat bisnis itu tidak boleh dilihat untungnya," ujarnya di konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (16/7/2018).
Pada semester I 2018, ekspor Indonesia masih surplus terhadap AS mencapai 4,1 juta dolar AS. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017, surplus perdagangan mengalami penurunan dari 4,7 juta dolar AS.