Sarwo Edhy menambahkan, untuk persawahan yang sudah puso kurang lebih ada 254 hektare dan 54 hektare di antaranya sudah masuk ke program asuransi, artinya petani hanya membayar Rp36.000 premi karena yang Rp144.000 sudah ditanggung oleh pemerintah.
Sementara persawahan yang mengalami kekeringan, dia menyebut mendapat penggantian dari Jasindo Asuransi BUMN sebesar Rp6 juta per hektare. Artinya petani tersebut tidak terlalu mengalami kerugian dan bisa merencanakan kembali untuk tanaman berikutnya.
Untuk mengatasi kekeringan di areal persawahan terutama untuk areal tadah hujan, pihaknya terus mencari solusi diantaranya dengan membantu pompanisasi, termasuk pembuatan embung untuk kebutuhan sumber air.
Adapun untuk pompanisasi pemerintah pusat sudah membantu tiga tahun terakhir sebanyak 100.000 mesin pompa di seluruh Indonesia, adapun untuk 2019 sekarang permintaan bantuan sudah mencapai 20.000 dan selang air mencapai 7.300 meter. Sedangkan untuk Purwakarta Kementan sudah memberikan bantuan sebanyak 300 mesin pompa.
"Salah satunya dengan pompanisai, pompa-pompa air kita bantu untuk daerah yang mengalami kekeringan, diantaranya di wilayah pantura, untuk 2019 kurang lebih permintaan ke kita 20.000 pompa," ujarnya.