Adapun perincian PSO bidang angkutan kereta api tahun 2018, untuk KA antarkota serta KA jarak jauh dengan frekuensi perjalanan KA sebanyak 5.840 serta proyeksi penumpang sekitar 4,5 juta orang, alokasi PSO yang diberikan sebesar Rp173 miliar. Untuk KA jarak sedang dengan frekuensi perjalanan KA 8.760 perjalanan serta proyeksi penumpang 5,6 juta orang, alokasi PSO yang diberikan Rp235 miliar. KA Lebaran dengan frekuensi perjalanan KA sebanyak 72 perjalanan serta proyeksi penumpang sekitar 56.232 penumpang, alokasi PSO yang diberikan Rp2,4 miliar.
Untuk KA perkotaan, terdiri atas KA jarak dekat dengan frekuensi perjalanan KA 40.150 perjalanan serta proyeksi penumpang sekitar 29 juta orang, alokasi PSO yang diberikan Rp575 miliar. KRD dengan frekuensi perjalanan KA sebanyak 22.995 penumpang serta proyeksi penumpang sekitar 9,3 juta orang alokasi PSO yang diberikan Rp235 miliar. KRL dengan proyeksi penumpang sekitar 320 juta penumpang, alokasi PSO yang diberikan Rp1,3 triliun.
Adapun menurut komposisi besaran subsidi yang diberikan Kementerian Perhubungan, untuk KA K3 yang dioperasikan PT KAI(Persero) memperoleh alokasi PSO Rp1,1 triliun atau total 46% dari total keseluruhan PSO yang diberikan. Untuk KRL yang dioperasikan PT KCI memperoleh alokasi PSO Rp1,3 triliun atau total 56 persen dari total keseluruhan PSO yang diberikan. Pada kontrak PSO tersebut, lintas layanan kereta api kelas ekonomi yang memperoleh PSO sama dengan tahun 2017. Begitu pun dengan besaran tarif kereta api tahun 2018, berlaku sama dengan tarif pada 2017.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan, dari besaran subsidi tahun 2018 tersebut, alokasi subsidi terbesar masih diberikan untuk penumpang yang menggunakan KRL Commuter Line.
”Hal ini seiring dengan program pemerintah untuk memindahkan mobilitas masyarakat dari penggunaan moda transportasi berbasis jalan raya ke moda transportasi berbasis rel,” katanya.
Pemerintah memperkirakan pada 2018 nanti rata-rata penumpang per hari yang akan menaiki KRL sebanyak 877.000 penumpang. Apabila dibandingkan dengan rata-rata penumpang per hari yang menggunakan KRL di tahun 2017 sebanyak sekitar 800.000, terdapat kenaikan penumpang KRL 9,6 persen (Ihsan Amin/Antara)