Dia menyebut, perangkat elektronik menjadi komoditas utama yang jumlahnya berkurang. Pasalnya, China menjadi negara utama yang mengirimkan perangkat elektronik ke Tanah Air.
"Kalau kita lihat kan impor kita 26 persen dari China dan top three bahan baku untuk elektronik, laptop dan layar datar itu paling besar. Itu kita minta untuk berikan relaksasinya," ucap Rosan.
Sebelumnya, Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian Susiwijono menjelaskan empat kebijakan yang terdapat di dalam paket stimulus kedua, di mana substansinya mendorong kelancaran arus barang ekspor dan impor. Kebijakan pertama, pemerintah akan melakukan penyederhanaan aturan larangan pembatasan atau tata niaga terkait ekspor, mulai dari aturan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) untuk produk kayu, health certificate dan keterangan asal.
"Intinya, seluruh aturan tata niaga ekspor diminta disederhanakan, dan kalau tidak perlu dihapuskan. Siang ini jajaran dengan Kemendag dan kementerian atau lembaga (K/L) lain untuk membahas simulasinya," ujar Susiwijono dalam konferensi pers di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (3/3/2020).
Kebijakan kedua, pemerintah akan mengurangi larangan pembatasan tata niaga terhadap impor, terutama impor bahan baku. Menurutnya, jika tidak dilakukan pembatasan, dikhawatirkan impor bahan baku tidak akan ada kendala lagi dalam proses impor.