Indofarma memang difokuskan pada bisnis alat kesehatan dan obat herbal, sementara fokus Kimia Farma pada produk farmasi. Sementara itu, Bio Farma lebih menggeluti vaksin.
Bio Farma dipercaya pemerintah untuk bekerja sama dengan Sinovac Biotech Ltd dari China. Nantinya, Bio Farma juga bekerja sama dengan Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi (Coalition for Epidemic Preparedness Innovation/CEPI), sebuah kerja sama antar pemerintah dan swasta di tingkat global yang berbasis di Norwegia.
Sinovac sudah berkomitmen menyediakan 20 juta dosis vaksin pada akhir tahun ini apabila proses uji klinis tahap tiga berjalan lancar. Sedangkan untuk tahun depan, akan diproduksi hingga 250 juta dosis untuk Indonesia.
Selain itu, Erick juga melaporkan Kimia Farma juga telah menggandeng perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA), Grpup 42 (G42) dan akan memperoleh 10 juta dosis vaksin pada akhir 2020, kemudian ditambah lagi sebanyak 50 juta dosis yang akan diterima Indonesia pada akhir kuartal I 2021.
"Insya Allah, akhir tahun ini ada 30 juta (vaksin) dan tahun depan ada 300 juta. Tetapi sebagai catatan, dari total kita dapatkan 330 juta mungkin 340 juta," kata Erick.