Sementara Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan INDEF M Rizal Taufikurahman mengatakan, Prabowo harus punya komitmen yang kuat dan lebih besar agar pada masa pemerintahannya tak terulang lagi seperti di masa pemerintahan Presiden Jokowi. Prabowo harus punya visi misi baru dan tentunya performa baru dengan berbagai pertimbangan baru.
Menurut dia, dengan adanya penambahan kursi menteri, artinya akan menambah beban APBN karena beban belanja pegawainya cukup besar.
“Kabinet gemuk ini akan mempunyai tantangan tersendiri di hari ke-100 pertama Presiden Prabowo menjabat. Maka, mungkinkah partai dan menteri Prabowo tak main APBN? Asal dari presidennya punya komitmen besar, transparansi dan akuntabilitas,” katanya.
Rektor Universitas Paramadina Prof Dr Didik J Rachbini mengatakan, seminar ini adalah respons para intelektual terhadap pidato Presiden terpilih Prabowo Subianto. Prabowo sebelumnya menegaskan, jangan sampai para menteri atau partai main-main dengan APBN.
“Ini jelas angin segar, tapi apakah hal itu bisa dipercaya dan berlanjut implementasinya, itu semua tergantung di lapangan nanti,” katanya.
Didik mengatakan, para intelektual harus bicara untuk memastikan pidato tersebut bisa dipercaya atau tidak ke depan. Para intelektual penting untuk mengkritik, apalagi ketika DPR juga tidak berfungsi dengan bagus.
“Koalisi gemuk memungkinkan peran DPR menjadi lemah. Itulah perlunya peran intelektual amat penting untuk mengingatkan sejak awal apa yang disampaikan Prabowo. Mudah-mudahan bisa diimplementasikan,” katanya.