JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akan menjadi momentum pemulihan ekonomi dunia, terutama pada saat pandemi Covid-19 belum selesai. Adapun pembahasan dalam forum itu berkaitan dengan tantangan mengenai desain pemulihan ekonomi bersama.
Sri Mulyani menjelaskan, saat ini terjadi ketidakmerataan akibat akses dari vaksin, dan kemudian munculnya komplikasi seperti disrupsi dari sisi supply side dan juga inflasi serta kenaikan harga komoditas.
"Ini tentu menjadi tantangan yang besar untuk mendesain suatu pemulihan ekonomi bersama karena sebagian negara akan mulai melakukan aksi exit policy dari policy-policy yang sifatnya extra ordinary, yaitu dalam hal ini seperti kebijakan moneter dan fiskalnya,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, dikutip Sabtu (27/11/2021).
Presidensi G20 Indonesia, menurut Sri Mulyani merupakan sebuah tanggung jawab yang besar, di mana tanggung jawab untuk menggalang kolaborasi global untuk pemulihan ekonomi secara bersama dan lebih kuat.
“Tentu membutuhkan sebuah pertemuan, di mana persiapan maupun dalam hal ini diskusi diantara para pembuat keputusan di negara-negara G20, terutama pada level leaders, yaitu para pimpinan negara maupun di level menteri keuangan dan bank sentral yang merupakan suatu pertemuan untuk membahas tantangan pemulihan ekonomi,” kata dia.
Adapun beberapa isu yang akan menguat sebagai kelanjutan maupun perkembangan terbaru pasca Presidensi Italia sebelumnya, menurut Sri Mulyani antara lain bagaimana pandemi Covid-19 menimbulkan dampak yang cukup dalam dan permanen terhadap perekonomian.
“Kita akan membahas mengenai masalah digital currency, global taxation agreement, climate change, dan upaya mencapai kemajuan financing bagi negara-negara berkembang dan emerging,” ucapnya.