JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, belanja negara dalam APBN 2022 melonjak sangat tinggi dari Rp2.786 triliun diperkirakan menjadi Rp3.106,4 triliun. Komponen terbesar dari kenaikan belanja adalah subsidi dan kompensasi energi yang bisa melonjak hingga 5 kali lipat.
"Belanja K/L sebesar Rp948,8 triliun, memperhitungkan tambahan pagu non-RM dan realokasi/pergeseran belanja K/L dan non K/L. Belanja non K/L sendiri sebesar Rp1.352,9 triliun, yang memperhitungkan salah satunya subsidi energi Rp208,9 triliun, lebih tinggi Rp74,9 triliun dari APBN," kata Sri dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPD RI di Jakarta, Selasa(7/6/2022).
Ini ditambah dengan kompensasi BBM dan listrik sebesar Rp293,5 triliun, lebih tinggi Rp275 triliun dari APBN. Adapun tambahan perlindungan sosial sebesar Rp18,6 triliun, dan realokasi belanja BUN ke K/L dan penyesuaian anggaran pendidikan.
"TKDD memperhitungkan tambahan dana bagi hasil (DBH) kepada daerah dan optimalisasi DAK fisik," ujarnya.
Kendati demikian, dia menekankan, pelaksanaan APBN 2022 tetap perlu menurunkan defisit APBN, di mana defisit akan dijaga 4,5 persen PDB atau lebih rendah dari target APBN 2022 yang sebelumnya 4,85 persen PDB dan realisasi 2021 sebesar 4,57 persen dari PDB. Penurunan defisit untuk menjaga biaya utang yang naik tajam akibat inflasi dan suku bunga.