Sri Mulyani soal Kemenangan Trump di Pilpres AS: Dolar Menguat, Rupiah Tertekan

Atikah Umiyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS ke-47 membawa dampak signifikan pada pasar keuangan global. (Foto: Dok. Instagram)

JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-47 membawa dampak signifikan pada pasar keuangan global, tak terkecuali Indonesia. 

Menurutnya, terpilihnya Trump akan menimbulkan banyak sekali kebijakan yang tentunya berbeda,karena Trump didukung oleh Partai Republik, sementara Presiden AS saat ini Joe Biden didukung oleh Partai Demokrat.  

"Beberapa perubahan di dalam kebijakan telah menimbulkan reaksi sesaat atau langsung dari market seperti ekspektasi terhadap penurunan pajak korporasi, adanya ekspansi belanja, kenaikan-kenaikan dari tarif impor terhadap negara-negara yang berdagang dengan Amerika terutama terhadap RRT juga diantisipasi. Kemudian antisipasi terhadap bagaimana dampak terhadap masalah keamanan dan perang di berbagai kawasan di dunia," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (8/11/2024).

Bendahara Negara menambahkan, sentimen pasar terhadap terpilihnya Trump ini cukup kuat. Terlebih dalam pergerakan nilai tukar dan pasar surat berharga negara. Nilai tukar rupiah sempat menguat hingga Oktober lalu, bahkan mencapai Rp15.200 per dolar AS

Namun, perubahan sentimen global akibat ekspektasi penurunan Fed Fund Rate oleh Bank Sentral AS kemudian mempengaruhi kondisi pasar. 

"Dengan terpilihnya kembali Presiden Trump, dolar indeks mengalami penguatan, sehingga nilai tukar rupiah kita kemarin cenderung mengalami tekanan," ucapnya.

Secara keseluruhan, depresiasi nilai tukar rupiah tercatat sebesar 2,68 persen. Sri Mulyani menekankan bahwa dibandingkan dengan negara-negara lain, baik G7 maupun G20, Indonesia masih menunjukkan performa yang relatif baik. Misalnya, Kanada mengalami depresiasi mata uang sebesar 4,46 persen, Filipina dengan peso-nya sebesar 5,69 persen, dan Korea Selatan mencapai 6,79 persen. 

"Kita relatif masih cukup baik dari sisi nilai tukar kita," tuturnya.

Editor : Aditya Pratama
Artikel Terkait
Bisnis
11 jam lalu

Purbaya Mau Redenominasi Rupiah Rp1.000 Jadi Rp1, Airlangga Sebut Bisa Berdampak ke Inflasi

Internasional
12 jam lalu

Rusia Sindir AS: Rudal Burevestnik dan Poseidon Bukan Uji Coba Nuklir, Pemahaman Dangkal!

Internasional
13 jam lalu

Trump Bakal Berikan Bansos Rp33 Juta ke Setiap Warga AS, Bisa untuk Meringankan Pajak

Internasional
14 jam lalu

Senat Sepakati Anggaran, Shut Down Pemerintah AS Berakhir!

Internasional
16 jam lalu

Rusia: Pernyataan Trump soal Uji Coba Nuklir AS Sangat Jelas, Tak Ambigu

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal