Saat berada di ketinggian 10.600 kaki, kata Nurcahyo, pesawat yang berada di 046 derajat kembali terlihat berbelok kiri. Menurut dia, kondisi ini terjadi karena pergerakan anomali pada tuas pengendali tenaga mesin (autothrottle) dimana autothrottle kiri bergerak mundur dan autothrottle kanan masih tetap.
Kemudian, pilot diminta petugas ATC untuk kembali naik ke ketinggian 13.000 kaki. Pilot kemudian menjawab instruksi pada pukul 14.39.59. Saat itu, posisi pesawat SJ 182 berada di ketinggian 10.900 kaki.
"Ini adalah komunikasi terakhir yang terekam di rekaman komunikasi pilot ATC di Bandara Soekarno-Hatta," katanya.
Tak lama, pesawat yang berada dalam posisi 016 derajat terlihat turun dalam kondisi autopilot dan autothrottle dalam kondisi nonaktif. Sikap pesawat naik (pitch up) dan miring ke kiri (roll) kemudian menunduk (pitch down) dan jatuh.