Studi Sebut Sanksi Barat Lumpuhkan Ekonomi Rusia

Cahya Puteri Abdi Rabbi
Studi sebut sanksi Barat lumpuhkan ekonomi Rusia

Sementara itu, para penulis mengatakan, pasar keuangan Rusia - dengan pandangan ke masa depan - adalah yang berkinerja terburuk di dunia, membatasi kapasitas untuk memanfaatkan investasi baru untuk merevitalisasi ekonomi.

"Sejak invasi, rilis ekonomi Kremlin menjadi semakin dipilih, secara selektif membuang metrik yang tidak menguntungkan, sementara hanya merilis metrik yang lebih menguntungkan," kata studi tersebut.

"Statistik yang dipilih oleh Putin ini kemudian dengan sembarangan disuarakan di seluruh media dan digunakan oleh para ahli yang bermaksud baik tetapi ceroboh dalam membangun perkiraan yang terlalu, tidak realistis, menguntungkan Kremlin," imbuhnya.

Angka-angka baru untuk produksi industri Rusia untuk Juni menunjukkan mengalami tekanan secara signifikan di berbagai sektor dibandingkan dengan tahun lalu. Untuk mobil, produksinya anjlok hingga 89 persen, sedangkan untuk kabel serat optik merosot hampir 80 persen.

Sementara itu, para penulis studi Yale University mengatakan, Rusia tidak memiliki jalan keluar dari economic oblivion, asalkan sekutu Barat tetap bersatu dalam sanksi.

"Judul utama yang menyatakan bahwa ekonomi Rusia telah bangkit kembali sama sekali tidak faktual - faktanya, dengan metrik apa pun dan pada tingkat apa pun, ekonomi Rusia terguncang, dan sekarang bukan saatnya untuk menginjak rem," ujarnya.

Sebuah studi terpisah oleh German Institute untuk Urusan Internasional dan Keamanan yang diterbitkan pada Juni lalu juga menunjukkan ekonomi Rusia berada dalam kesulitan, meskipun awalnya bertahan dengan baik dalam menghadapi sanksi.

"Efek sanksi baru saja mulai terungkap: masalah rantai pasokan meningkat dan permintaan turun dengan cepat. Dalam jangka panjang, ekonomi Rusia akan menjadi lebih primitif karena sebagian terpisah dari perdagangan internasional," tulis studi tersebut.

"Untuk menghindari ketegangan sosial, pemerintah akan campur tangan untuk mendukung bisnis Rusia, yang mengarah ke lebih banyak proteksionisme dan jejak negara yang lebih besar dalam perekonomian," tambah studi itu.

Editor : Jujuk Ernawati
Artikel Terkait
Internasional
10 jam lalu

Rusia Ingin Bangun Pembangkit Tenaga Nuklir di Bulan, untuk Apa?

Nasional
11 jam lalu

Catatan Akhir Tahun Ekonomi Syariah

Internasional
11 jam lalu

Wow, Rusia Akan Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Bulan

Nasional
13 jam lalu

Pesan Natal Purbaya: Liburannya di Indonesia Saja agar Ekonomi Berputar

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal