Amalia menjelaskan, surplus pada Desember 2024 ditopang komoditas non-migas dengan komoditas penyumbang surplus utama, yakni bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, besi dan baja.
Pada saat yang sama, neraca perdagangan migas tercatat defisit sebesar 1,43 miliar dolar AS yang komoditas penyumbangnya adalah hasil minyak dan impor minyak mentah.
Berdasarkan data BPS, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan dengan beberapa negara. Adapun tiga terbesar, yakni AS 1,58 miliar dolar AS, India 0,77 miliar dolar AS dan Filipina 0,72 miliar dolar AS. Sementara itu, dengan China, Indonesia mengalami defisit 1,77 miliar dolar AS.