"Makanya tidak heran kalau ke Brasil, di sana ada pemain sepak bola yang superkaya (Neymar). Jadi di Brasil itu kelihatan gap antara yang most rich dengan middle class dan lower class itu sangat jomplang," ucapnya.
Menurut dia, pemerintah perlu memerhatikan gap ketimpangan ekonomi masyarakat karena akan memengaruhi tingkat kepercayaan Indonesia di mata investor asing. Pasalnya, ketimpangan ekonomi membuat pelaku usaha sulit bertahan karena ongkos sosial yang menjadi tinggi.
"Sedangkan di Indonesia pada saat sudah di tingkat 0,4, semua langsung bilang sudah tidak bagus. Oleh karena itu ini pemerintah terus lakukan upaya untuk menurunkan," kata dia.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini melanjutkan, pemerintah memfokuskan programnya untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan di seluruh wilayah. Hal ini agar perekonomian dalam negeri dapat terus tumbuh seiring dengan meningkatnya investasi.
"Karena yang disebut kemakmuran bersama itu bukan slogan politik, itu suatu keharusan apabila kita ingin jaga masyarakat kita untuk terus bisa memiliki atau merasa memiliki proses pembangunan itu," tuturnya.