JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) menanggapi upaya bank sentral China (PBOC) untuk mendorong pertumbuhan ekonominya yang diprediksi melambat. Salah satunya dengan cara melonggarkan likuditasnya dengan menggelontorkan 560 miliar yuan ke perbankan.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, upaya tersebut sama seperti yang dilakukan Indonesia yang melakukan pelonggaran likuiditas untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi.
"Karena ingin juga men-support perbaikan ekonomi seperti di kita suku bunga kita tetep hawkish, preemptive, dan forward looking untuk stabilitas eksternal," ujarnya di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (18/1/2019).
Kendati demikian, bukan berarti stance kebijakan Indonesia ketat seperti China. Pasalnya, BI telah melakukan pelonggaran likuiditas di tahun lalu dengan melonggarkan Giro Wajib Minimum (GWM) rata-rata dan operasi moneter.
Sementara di China dalam mendorong perekonomiannya, di satu sisi harus menjaga stabilitas mata uangnya. Namun, di sisi lain juga harus melakukan relaksasi terhadap pasokan yuan dari likuditas dalam negerinya.