"Minggu lalu saya mengunjungi second home-nya Pak Ketum Kadin (Rosan) di Bali, dan saya kunjungan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sesuai dengan FGD bahwa PHK ini angkanya terus bergerak dan ancaman PHK ini sangat dirasakan oleh masyarakat. Kekhawaturan mereka itu tidak bisa bayar kontrakan, memenuhi kebutuham sehari-hari, bahan pokok, bayar cicilan motor, dan lain-lain. Cemas dengan ancaman kesehatan dan ekonomi (krisis)," katanya.
Sementara di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), sebanyak sepertiga pelaku UMKM mengalami peningkatan bisnis. Sementara, dua per tiga kontraksi pendapatan negatif.
Kontraksi cash flow UMKM yang negatif tersebut karena rendahnya tingkat konsumsi atau daya beli masyarakat yang terus terjadi. Instrument fundamental ekonomi nasionala itu, kata Sandi, terus ditekan, khususnya bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.
"47 persen dari bisnis UMKM di laporkan harus tutup, sementara ini juga di dukung oleh data Asian Development Bank (ADB). Namun, yang paling kita khwatirkan bahwa di FGD hampir dua per tiga dari masyarakat Indonesia terutama di kelas menengah bawah sudah mengurangi pengeluarnyak khususnya pengeluaran di bidang makanan. Ini konsusmsi kita bicara satu hal yang sangat penting dalam pemuliham ekonomi kita," ujarnya.
"Penyelamatan ini prioritasnya adalah ekonomi keluarga, khususnya di sisi konsumsi, lapangan pekerjaan, kita harus jalan bareng, kita kencangkan untuk sisi medis untuk pengetesan, dan lain-lain," kata Sandi.