LONDON, iNews.id - Inflasi harga konsumen di Inggris melonjak ke level tertinggi dalam 30 tahun. Tingkat inflasi tahunan naik menjadi 7,0 persen pada Maret 2022, dari 6,2 persen pada Februari 2022.
Dikutip dari CNN Business, angka ini mengintensifkan tekanan pada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Menteri Keuangan Rishi Sunak untuk meringankan tekanan biaya hidup.
Kenaikan harga berbasis luas, mulai dari bahan bakar kendaraan hingga makanan dan furnitur. Rumah tangga menghadapi tekanan biaya hidup terbesar sejak pencatatan dimulai pada 1950-an, dan inflasi yang melampaui batas juga merupakan berita buruk bagi pemerintah.
Sunak, yang sebelumnya dipandang sebagai kandidat utama untuk menggantikan Johnson sebagai perdana menteri telah melihat popularitasnya merosot setelah pernyataan anggaran pada bulan Maret, yang dinilai publik tidak terlalu membantu untuk mengurangi tekanan biaya hidup.
"Saya tahu ini adalah waktu yang mengkhawatirkan bagi banyak keluarga, itulah sebabnya kami mengambil tindakan untuk meringankan beban dengan memberikan dukungan senilai sekitar 22 miliar pound pada tahun keuangan ini," ucap Sunak dikutip, Jumat (15/4/2022).
Sementara itu, ekonom senior di lembaga think tank Resolution Foundation, Jack Leslie menuturkan, Sunak akan mendapat tekanan untuk berbuat lebih banyak saat ini.
"Besarnya tekanan yang disebabkan oleh inflasi pada standar hidup ini membuatnya semakin luar biasa betapa sedikitnya dukungan yang diberikan, sebuah keputusan yang pasti harus ditinjau kembali sebelum anggaran musim gugur," kata Leslie.