WASHINGTON DC, iNews.id - Bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) resmi menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps). Dengan demikian, suku bunga acuan The Fed berada di kisaran 3,75 persen sampai 4 persen, yang notabene level tertinggi sejak awal 2008, sekaligus menandai kenaikan suku bunga keenam kalinya di tahun ini.
Kenaikan ini merupakan keempat kalinya secara beruntun sebagai bagian dari tahapan memerangi lonjakan inflasi. Kebijakan baru ini membuat bunga hipotek, pinjaman konsumen, dan bisnis lainnya menjadi semakin mahal dan berpotensi meningkatkan risiko resesi.
Gubernur The Fed, Jerome Powell mengatakan, The Fed kemungkinan dapat segera beralih dari tahapan kenaikan suku bunga menyusul data ekonomi yang menunjukkan adanya perbaikan. Menurutnya, dalam beberapa bulan mendatang, para pembuat kebijakan akan mempertimbangkan dampak suku bunga yang lebih luas terhadap perekonomian.
"Kenaikan suku bunga membutuhkan waktu untuk sepenuhnya mempengaruhi pertumbuhan dan inflasi," ujar Powell dalam konferensi pers setelah pengumuman kebijakan dikutip dari Associated Press, Kamis (3/11/2022).
Powell sendiri tidak secara gamblang menyebut peluang kenaikan lagi pada pertemuan di bulan Desember. Namun demikian, dirinya menegaskan bahwa bank sentral akan terus mengambil segala cara, termasuk mendongkrak suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.