Pemerinthan Trump telah memberlakukan tarif tinggi untuk produk baja dan aluminium impor atas dasar keamanan nasional, memicu penentangan yang kuat dari komunitas bisnis domestik dan tindakan pembalasan dari mitra dagang AS.
"Jika proses ini mengarah ke dunia dengan tarif lebih tinggi pada berbagai barang dan jasa yang diperdagangkan, dan itu dipertahankan untuk jangka waktu yang lebih lama ... itu akan berdampak buruk bagi perekonomian kita," kata Ketua Fed Jerome Powell kepada anggota parlemen bulan lalu.
Powell mengatakan kekhawatiran tentang kebijakan perdagangan pemerintahan Trump mungkin juga berdampak pada upah AS dan pengeluaran modal, meskipun belum muncul dalam angka-angka.
"Kami telah mendengar serentetan kekhawatiran yang sekarang mulai berbicara tentang rencana belanja modal (capital expenditure) yang ditangguhkan untuk saat ini," katanya.
Tetapi Powell percaya bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan bagaimana kebijakan perdagangan akan mempengaruhi kebijakan moneter The Fed, karena sulit untuk memprediksi hasil akhir dari diskusi saat ini mengenai kebijakan perdagangan serta ukuran dan waktu efek ekonomi dari stimulus fiskal.
Untuk saat ini, cara terbaik untuk maju bagi bank sentral adalah dengan terus meningkatkan suku bunga federal funds, katanya. The Fed pada Juni menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini, dan mencatat dua kenaikan suku bunga lagi untuk tahun ini. Sebagian besar pelaku pasar memperkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga lagi pada September dan Desember.