WASHINGTON, iNews.id - Presiden Donald Trump mungkin telah menyadari kebijakan 'America First'-nya membuat Amerika Serikat (AS) sendirian dalam perdagangan. Namun, para analis skeptis bahwa tawaran terakhirnya untuk bergabung kembali dalam sebuah pakta perdagangan multilateral akan benar-benar ditindaklanjuti.
Trump pergi ke World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss dan menawarkan kemungkinan bahwa AS akan bergabung kembali dengan Trans-Pacific Partnership (TPP). Itu terjadi setahun setelah salah satu tindakan resminya yang pertama sebagai presiden untuk menarik diri dari kesepakatan tersebut.
Tindakan tersebut diambil hanya beberapa hari setelah 11 negara anggota TPP yang tersisa setuju untuk melanjutkan kesepakatan tersebut dengan tidak adanya AS. "Keputusan untuk terus maju tanpa AS benar-benar dilakukan saat itu," kata Monica de Bolle dari Institut Peterson untuk Ekonomi Internasional yang berbasis di Washington, seperti mengutip AFP, Sabtu (27/1/2018).
Tapi Trump juga dekat dengan berbagai pihak sehingga banyak yang bertanya-tanya apakah perkataannya soal TPP akan ditindaklanjuti. Dalam pidatonya pada hari Jumat di Davos, Trump mengatakan, AS akan mempertimbangkan untuk melakukan negosiasi dengan mitra TPP yang sebelumnya baik secara individu, atau mungkin sebagai sebuah kelompok.
Di Davos, isyarat, meski samar, disambut dengan baik oleh peserta World Economic Forum (WEF) yang mencintai pasar bebas, termasuk elite politik dan politikus dunia. TPP pada awalnya merupakan proyek yang dipimpin oleh AS, yang dengan sengaja mengecualikan saingan Washington, yakni China.