Temmy menuturkan, pihaknya terus membenahi dari sisi financial gap. Pasalnya, UMKM masih terkendala akses pembiayaan.
"Kurang lebih sekitar Rp1.900 triliun yang harus kita suplai lagi, yang baru bisa dipenuhi oleh lembaga pembiayaan baru sekitar 60 persen dari seluruh total pelaku usaha dan juga akses pasar," ucap Temmy.
"Kami berjuang keras agar produk-produk lokal dan produk-produk dari pengusaha UMKM ini bisa diterima masyarakat sehingga pangsa pasar kita lebih didominasi produk lokal, terlebih lagi kita juga minta mereka melek digitalisasi tapi tidak menjual produk-produk impor," tuturnya.