“Pasien yang datang umumnya mengeluhkan mual, nyeri perut, dan pusing. Pengobatan difokuskan pada gejala keracunan makanan,” ujar Dirut RSUD Cililin, Neng Siti Djulaeha.
RSUD Cililin mencatat telah menerima 131 korban dari tiga kecamatan terdampak. Dari jumlah tersebut, 44 pelajar menjalani rawat inap, sementara sisanya dirawat jalan. Salah satu korban dari SMKN 1 Cihampelas mengaku mengalami pusing hebat hingga kejang sebelum akhirnya dibawa ke ruang perawatan.
“Sekarang masih sakit perut dan pusing,” ucapnya.
Akibat insiden ini, SMKN 1 Cihampelas terpaksa menghentikan pembelajaran tatap muka dan beralih ke sistem pembelajaran jarak jauh karena banyak siswa yang terdampak.
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat bersama dinas terkait tengah melakukan investigasi terhadap sumber makanan bergizi gratis yang diduga menjadi penyebab keracunan. Langkah-langkah penanganan darurat dan evaluasi distribusi makanan di sekolah-sekolah kini menjadi fokus utama demi mencegah kejadian serupa.