Di lab narkoba rahasia itu, Abraham Silaban juga langsung memperlihatkan hasil akhir dari kebun ganja hidroponik berupa bunga-bunga ganja yang dikeringkan. Produk ganja ini disebut memiliki nilai tertinggi saat diperjualbelikan.
"Fakta menarik yang diperoleh, bibit ganja di lab itu bukan bibit ganja lokal, tapi diselundupkan secara ilegal masuk ke Indonesia," kata Abraham.
Diketahui, lab narkoba rahasia atau clandestine lab di vila kawasan Canggu ini dibongkar tim gabungan Bareskrim Polri dan Bea Cukai. Tim juga menangkap tiga warga negara asing (WNA), masing-masing dua WN Ukraina dan satu WN Rusia.
Abraham mewawancarai secara eksklusif dua tersangka, yakni WN Ukraina yang berperan sebagai pengendali di lab narkoba basement vila tersebut dan seorang WNI berinisial D. Kepada Abraham, D mengaku belum pernah bertemu Fredy Pratama. Komunikasinya selama ini lewat Blackberry Messenger (BBM) dan D terakhir berkomunikasi dengan gembong narkoba itu pada bulan April lalu. Dalam AB+, Abraham juga menanyakan beberapa hal terkait hubungan D dan Fredy Pratama, termasuk bayaran yang diterimanya sebagai kurir narkoba.