Faiez, yang selamat, perjalanan hidupnya mengantarnya menjadi seorang diplomat melalui talent scooting dan ditempatkan di KJRI Cape Town, Afrika Selatan. Bagaimana dengan kekasihnya Maya? Ini yang akan diceritakan dalam film yang hampir 80 persen didasarkan pada kisah nyata.
Dalam pembahasan awal film ini, tim dari Indonesia terdiri Produser Wendra Lingga Tan dan Asisten dari Production House Summerland, dan Ivan Sadik selaku pendukung. Sementara dari Afsel adalah Makkie Slemong yang merupakan CEO Cape Town Film Studio pada 2014-2024 dan Rafique produser dan film director.
Pembahasan dilakukan bersama Tudiono didampingi Konsul Ekonomi Setyo Hargyanto dan Wulan Sutomo Yasmin anggota DPR yang turut memfasilitasi terjalinnya kerja sama perfilman Indonesia- Afsel.
Pembahasan itu dilakukan di sela-sela pertemuan koordinasi para calon peserta Pasar Rakyat dan Festival Film Indonesia masing-masing tanggal 9 dan 10-11 November 2024.
Makkie Slemong sangat antusias dengan rencana pembuatan film komersial berlatar Indonesia-Afsel. Proyek ini dikatakan “groundbreaking” karena sebelumnya mereka belum pernah membuat film kerja sama antar 2 negara. Mereka sangat positif dengan kerjasama ini.