Wangsa Biru (biru), yakni suku yang berisi para seniman, penari, dan duta budaya.
Bertokoh utamanya ialah seorang gadis bernama Miranda (diperankan oleh Zsazsa Utari), seorang wanita muda dari Wangsa Merah yang berambut ungu dan sedang mencari jati dirinya. Saat dia menavigasi ide dan kepribadian yang berbeda dari empat suku, dia menghadapi kekuatan tersembunyi di dalam negeri yang ingin merusak keharmonisan yang rapuh.
Sebagai tokoh utama Zsazsa Utari mengharapkan adanya dampak baik dari adanya pementasan preview yang telah dilakukan. “Semoga dengan menonton Violet ini, kita bisa memberikan dampak baik ke setiap orang, dimanapun bisa memberikan dampak positif. Salam toleransi.” Ujar Zsazsa Utari (28/01/23).
Rinaldy Zulkarnain sutradara Violet ini menyampaikan harapannya untuk setiap orang yang menonton violet ini agar dapat merasakan naskah dari Violet ini yakni perbedaan itu indah.
Teater musikal Violet ini memiliki banyak pemeran, beberapa antara lain Claresta Taufan, Ravil Prasetya, Leyla Aderina, Dhea Seto, Rendhy Fabian, Alvin Lapian, Ihwan Zaid, Sabrina Athika, dan masih banyak lagi.
Selain itu, Violet menggabungkan kain tradisional provinsi Nusa Tenggara Timur, juga dikenal sebagai kain tenun ikat, ke dalam kostum para pemain dan menampilkan kain tenun terpanjang pertama kali sepanjang 66meter di Indonesia. Melalui cerita dan desain produksi, tim produksi ingin mengangkat pentingnya toleransi di Indonesia.