Bagaimana di Indonesia? Kondisinya sudah cukup mengkhawatirkan. Kemenkes mencatat sampai pertengahan Mei ini, sudah ada 18 orang yang terdeteksi terjangkit hepatitis akut. Dimana, 9 kasus masuk pending classification, tujuh discarded, satu dalam proses verifikasi dan satu probable. Kasus ini menyebar di sejumlah daerah mulai Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kalimantan Timur.
DKI Jakarta tercatat sebagai paling banyak dengan 12 kasus. Menjadi perhatian serius adalah 7 dari 18 orang yang terdeteksi hepatitis akut ini meninggal dunia.
Selain itu, dari kasus yang ditemukan penyakit ini menyerang pasien dengan rentang usia antara 0 hingga 20 tahun. Gejala yang muncul di antaranya sakit perut, mual, muntah, diare. Gejala bisa berlanjut sampai air seni berwarna pekat, BAB putih pucat, kulit dan mata kuning hingga penurunan kesadaran. Pasien yang meninggal rata-rata dibawa ke rumah sakit sudah dalam keadaan yang sangat parah sehingga tidak tertolong lagi.
Dunia saat ini sedang berusaha keras meneliti apa penyebab hepatitis akut ini dan bagaimana penularannya. Karena sampai saat ini belum ada yang secara pasti menemukan virus atau bakteri apa yang menyebabkan seseorang bisa terkena hepatitis akut tersebut. Banyak berita beredar mengenai hal tersebut, ada yang menyebut penyakit tersebut menyerang melalui udara hingga makanan. Ada yang mengabarkan ada keterkaitan vaksin Covid-19 dengan penyakit ini.
Namun, berbagai spekulasi tersebut masih perlu penelitian lebih lanjut. Seluruh dunia saat ini sedang bahu membahu dan bertukar informasi untuk menemukan penyebab dan pola penyebaran hepatitis yang masih misterius ini.