Terdapat beberapa faktor mengapa seseorang kerap playing victim. Mulai dari karena ada trauma, dikhianati, tidak memiliki coping mechanism, atau ketergantungan minuman beralkohol dan obat terlarang.
Seseorang dengan perilaku ini juga dapat merasakan sebuah kesenangan ketika mereka menerima perhatian atau belas kasihan sebagai akibat dari kemalangan. Mereka juga mendapatkan "sensasi" yang tidak menyenangkan karena memamerkan luka yang disebabkan oleh orang lain dan menciptakan rasa bersalah.
Percakapan mereka cenderung berpusat pada masalah mereka, dengan harapan bahwa orang lain akan merasa kasihan. Mereka sering menyalahkan orang lain ketika ada yang salah, atau jika mereka tidak mencapai tujuan atau target.
Mereka mungkin menolak kesempatan untuk bergabung dengan kegiatan tempat kerja yang menyenangkan, atau mungkin menolak untuk mengakui bahwa mereka menikmati. Mereka sering menyiratkan bahwa orang lain memiliki rute yang lebih mudah menuju sukses, karena mereka diberi tugas yang lebih baik atau perlakuan istimewa.