Sebagai contoh, ketika seseorang menggunakan ungkapan empuk jeru untuk mengomentari penampilan seseorang, terutama dalam hal kecantikan, hal itu bisa merujuk pada pandangan subjektif mengenai kelembutan kulit atau bentuk tubuh.
Dalam percakapan sehari-hari, konteks dan intonasi berperan penting dalam menentukan makna yang tepat dari ungkapan ini.
Pada budaya Jawa, penggunaan ungkapan ini juga dapat mencerminkan candaan yang santai dan akrab antara teman-teman atau keluarga.
Namun, penting untuk diingat bahwa makna dan penafsiran ungkapan ini bisa sangat bergantung pada budaya dan norma sosial masyarakat setempat.
Oleh karena itu, jika tidak digunakan dengan bijak, kata ini dapat dianggap tidak pantas atau merendahkan, terutama dalam situasi yang lebih formal atau resmi.