EUA oleh Badan POM juga diukur melalui penyuntikan subjek (relawan) yang kedua kalinya. Tak hanya itu, Penny Lukito pun menjelaskan bahwa izin penggunaan darurat di masa pandemi bukan pertama kali dilakukan.
“Setelah subjek kembali ke masyarakat, proses evaluasinya biasanya dihitung dalam waktu tiga bulan, enam bulan, dengan memperhatikan apakah ada kasus yang terjadi. Kalau untuk EUA, kita bisa lihat dalam waktu tiga bulan. Tapi bisa jadi juga kalau pandeminya sudah tidak terlalu intensif seperti di China, itu biasanya akan lebih lama lagi periode evaluasinya,” ujar Penny Lukito.
“Selama krisis pandemi ini sudah ada beberapa obat yang kita berikan izin penggunaan darurat, yaitu antigen, Favipiravir dan Remdesivir. Di mana antigen atau Favipiravir untuk kondisi pasien yang ringan sampai sedang dan Remdesivir itu untuk pasien yang berat,” katanya.
Dalam meyakinkan masyarakat agar mau menerima vaksin Covid-19 saat nanti izin penggunaannya diterbitkan, Penny Lukito mengatakan, “Saya yakin dengan komitmen pemerintah untuk hanya memberikan vaksin yang aman, berkhasiat, dan bermutu. Dengan demikian, kita memang harus menunggu dulu sehingga bisa mendapatkan data yang cukup dan Badan POM hanya akan memberikan EUA apabila memang data yang dikaitkan dengan keamanan, mutu, dan khasiat itu sudah cukup lengkap dan kami tentunya akan menganalisanya bersama para ahli.” (CM)