JAKARTA, iNews.id - Tindakan kriminal bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa saja. Pada kenyataannya, tindakan kriminal pun dilakukan oleh anak-anak, seperti bullying secara verbal maupun fisik.
Sayangnya saat menghadapi anak yang berbuat kriminal, orangtua terkadang tidak mengerti harus melakukan apa. Ada yang memberikan perlindungan pada anak dan menyalahkan korban. Ada pula yang menyalahkan anak habis-habisan hingga memberi hukuman tak sepadan.
Irma Gustiana Andriani selaku psikolog anak menuturkan, sebenarnya ada banyak cara bijak yang dapat dilakukan orangtua. Pertama, tenangkan diri.
"Yang pasti orangtua pasti kecewa, 'kok bisa ya anak saya melakukan kriminal?' Kita mengamankan perasaan kita dulu sebagai orangtua. Kita terima dulu kondisinya bahwa anak kita itu melakukan pelanggaran," kata Irma saat ditemui di iNews Tower, Selasa (26/9/2023).
Orangtua juga harus bisa berpikir jernih dan berkepala dingin saat menghadapi masalah kriminal yang dilakukan anak. Jadi, ketika sudah tenang, mintalah anak untuk bercerita. Dengarkan dengan seksama apa yang mendasari si anak melakukan hal tersebut.
"Kemudian yang kedua kita dengarkan ceritanya. Kalau misalnya anaknya takut buat cerita, ya sudah kita kasih rasa aman 'enggak papa kakak cerita sama mama, apapun yang kakak alami mama akan dengarkan sampai tuntas'. Beri rasa aman dulu," kata Irma.
Ketika anak telah mengungkapkan semuanya dan mengaku melakukan kesalahan, jangan sekali-kali orangtua langsung menghakimi. Pasalnya, suatu kejadian pasti didasari suatu penyebab. Untuk itu, tanya mengapa sang anak melakukan tindakan kriminal.
"Takutnya dia memukul karena dia ingin melindungi diri dari pukulan temannya," ujar Irma.
Namun, jika kesalahan memang benar-benar dilakukan oleh si anak, orangtua harus mendorong anak untuk berani meminta maaf.
"Kita dorong dia untuk melakukan minta maaf, kalau ada pihak lain yang terluka. Sambil evaluasi kembali value keluarga," kata Irma.
Ketika tindakan kriminal yang dilakukan anak sudah sangat berat dan berbahaya, Irma menyarankan orangtua untuk berdialog dengan para ahli, yakni psikolog.