Mengutip dari laman Very Well Mind, tes IQ mulanya dikembangkan pertama kali oleh psikolog Prancis, Alfred Binet. Bentuk tes IQ aslinya masih digunakan sampai sekarang sebagai Tes Intelegensi Stanford-Binet.
Belakangan, psikolog Charles Spearman mengembangkan konsep kecerdasan umum atau kemampuan mental umum untuk melakukan berbagai macam tugas kognitif. Sementara itu, psikolog Robert Yerkes mengembangkan tes IQ untuk Angkatan Darat AS selama Perang Dunia I untuk menguji calon tentara.
Selama tahun 1950-an, David Wechsler mengembangkan ini untuk digunakan pada anak-anak dan orang dewasa. Saat ini, psikolog berlisensi dapat menyediakan layanan tes IQ untuk semua orang dan beberapa situs online juga menawarkan tes IQ gratis.
Setelah menyelesaikan tes IQ, skor akan diterima. Skor ini menunjukkan seberapa baik kinerja seseorang dibandingkan dengan individu dalam kelompok usianya. Misalnya, sor di atas 130 dianggap tinggi, menunjukkan kemampuan kognitif yang tinggi, sedangkan skor di bawah 70 menunjukkan fungsi kognitif yang lebih rendah.
Berikut ini adalah rincian kasar berbagai rentang skor IQ.
Meskipun dapat menentukan potensi intelektual atau kemampuan seseorang, skor IQ tidak selalu menunjukkan bahwa orang itu pintar atau bodoh. Pasalnya, kecerdasan bersifat sangat kompleks dan berasal dari begitu banyak emosi dan pengalaman yang berbeda.
Penjelasan cara mengetahui IQ kita cukup jelas bukan? Semoga artikel ini bermanfaat.