“Kami menargetkan di tahun 2025, kami dapat mencapai ambisi kami untuk mengumpulkan lebih banyak plastik daripada yang kami gunakan, memastikan seluruh kemasan kami dapat didaur ulang, serta meningkatkan proporsi konten daur ulang dalam botol kami menjadi 50 persen. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan perubahan pola pikir dari model ekonomi linear menjadi sirkular, di mana botol plastik harus dimaknai sebagai sesuatu yang berharga dan dapat digunakan kembali sebagai bahan baku, termasuk bahan baku untuk botol baru," ujar Presiden Direktur Danone-AQUA Corine Tap.
Corine juga mengatakan bahwa visi tersebut dapat tercapai dengan adanya kolaborasi lintas pemangku kepentingan.
“Karena itu, kami berkolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari pemulung, komunitas, bisnis sosial, hingga tokoh masyarakat, karena kami percaya semua dapat berkontribusi untuk Indonesia yang lebih bersih," katanya.
Keinginan mulia ini disambut baik oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Panjaitan. Menurutnya, edukasi kepada masyarakat mengenai kebersihan lingkungan sangat penting apalagi dengan manajemen ekonomi sekular, dapat melahirkan siklus ekonomi baru.
“Kami menghargai upaya yang dilakukan oleh perusahaan swasta seperti Danone-AQUA dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan berbagai upaya terkait pengelolaan sampah plastik. Saat ini, penting bagi kita untuk mulai mengembangkan model manajemen ekonomi sirkuler yang akan berguna tidak hanya melahirkan siklus ekonomi baru bagi masyarakat, tetapi juga bermanfaat untuk lingkungan,” katanya.