Teknologi yang Semakin Masif
Penggunaan teknologi yang semakin masif belakangan ini juga turut menyumbang angka penderita penyakit mental. WHO menulis, meskipun teknologi online yang semakin luas dapat memberikan manfaat, tetapi di lain sisi bisa memberikan tekanan terhadap pengguna karena konektivitas ke jaringan virtual yang dilakukan setiap saat.
Remaja yang Tinggal di Kawasan Konflik
Semua orang yang tinggal di kawasan konflik seperti perang dan bencana alam memang lebih mungkin menderita masalah mental seperti trauma. Namun, para remaja yang tinggal di daerah-daerah tersebut sangat rentan terhadap tekanan dan penyakit mental.
Bagaimana Mencegahnya?
Perlu upaya dan keterlibatan berbagai pihak dalam menangani penyakit mental di suatu negara. Stigma dan mitos-mitos seputar penyakit mental harus diruntuhkan dan meningkatkan kembali fakta-fakta, serta edukasi terhadap kesehatan mental.
"Pencegahan dimulai dengan menyadari dan memahami tanda-tanda peringatan dini dan gejala penyakit mental. Orangtua dan guru dapat membantu remaja mengatasi tantangan sehari-hari di rumah dan sekolah," demikian dilansir dari situs WHO.
Selain itu, dukungan psikososial dapat diberikan oleh sekolah-sekolah dan lingkungan masyarakat lainnya. Ditambah, edukasi dan pelatihan untuk petugas kesehatan agar mereka dapat mendeteksi dan mengelola gangguan kesehatan mental di masyarakat terutama remaja dan generasi penerus.