JAKARTA, iNews.id - Varian Delta Covid-19 sudah banyak ditemukan di Indonesia. Sebut saja di Kudus saja misalnya, kini tercatat ada 28 kasus yang ditemukan peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM).
Indonesia sendiri mencatat ada 145 kasus varian baru Covid-19, termasuk di dalamnya varian Delta (B.1.617) yang pertama kali teridentifikasi di India. Tak hanya itu, varian Alpha - Inggris (B.1.1.7) dan varian Bet - Afrika Selatan (B.1.351) pun sudah masuk ke Indonesia.
Secara spesifik, dari 145 kasus varian baru Covid-19 tersebut, untuk kasus varian Delta (104 kasus), varian Alpha (36), dan varian Beta (5). Kesemuanya diketahui tersebar di 12 provinsi di seluruh Indonesia.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun belum lama ini menegaskan bahwa varian Delta yang cukup mendominasi pada lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia ini termasuk virus yang sangat mudah menyebar. Karena itu, masyarakat sangat disarankan agar lebih memperketat protokol kesehatan.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Ari Fahrial Syam pun mengungkapkan bahwa varian Delta tak hanya menyebar dengan cepat, tetapi infeksi yang ditimbulkan darinya cukup parah.
"Gejala sakit pasien lebih berat dari infeksi virus sebelumnya dan varian virus ini meningkatkan risiko terjadinya hilang pendengaran, nyeri ulu hati, dan mual. Dengan kata lain, pasien varian Delta perlu perawatan intensif di rumah sakit," kata Prof Ari.
Lebih lanjut, Prof Ari menjelaskan, ketika seseorang terinfeksi varian Delta, risiko dia masuk rumah sakit naik kira-kira dua kali lipat dibandingkan mereka yang terinfeksi varian Alpha. "Dengan risiko masuk rumah sakit terutama pada mereka yang memiliki lima atau lebih komorbiditas yang relevan," ujarnya, Kamis (17/6/2021).