Tak hanya mencari hubungan antara alkohol dan demensia, mereka juga mencari faktor risiko lainnya yang menyebabkan demensia seperti merokok tembakau, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, pendidikan rendah dan gangguan pendengaran.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa memiliki gangguan penyalahgunaan alkohol merupakan prediktor diagnosis demensia, baik untuk pria maupun wanita.
"Hubungan antara penggunaan alkohol dan demensia tetap signifikan di semua kelompok usia dalam penelitian ini, dan di semua jenis demensia, termasuk penyakit Alzheimer," sambungnya.
Penelitian ini juga menulis bahwa orang dengan masalah minum-minuman keras berisiko tinggi mengalami demensia dini. Berdasarkan catatan riset, 57.000 orang yang didiagnosis menderita demensia sebelum usia 65 tahun, hampir 60 persen didiagnosis menderita kerusakan otak karena alkohol atau memiliki riwayat gangguan penggunaan alkohol.
World Health Organization (WHO) juga mendefinisikan peminum minuman keras yang kronis adalah mereka yang mengkonsumsi lebih dari empat sampai lima minuman per hari untuk pria, dan tiga gelas sehari untuk wanita.