Berdasarkan prediksi melalui analisis bioinformatik, kandungan Adenosin dan Cordycepin dalam Cordyceps berpotensi sebagai antivirus dengan struktur mirip dengan Galidesivir, yakni antivirus yang disinyalir cocok untuk virus corona dan sudah melalui uji klinis fase pertama.
"Strukturnya (Adenosin dan Cordycepin) menghambat, mengganggu proses replikasi virus. Bahan-bahan aktif ini yang bisa bekerja sistemik untuk melakukan proses ketika tubuh kita imbalancing, sehingga sistem imun bisa terjaga baik," ucap Widodo.
Dia menuturkan, jamur Cordyceps Militaris relatif aman dikonsumsi untuk jangka panjang namun sebaiknya tetap memperhatikan dosisnya.
"Konsep herbal di samping aktivitasnya, kemanan, lalu dosisnya. Dosis yang dianjurkan harus dipatuhi. Untuk Cordyceps, karena sifat antiviral, blocking gandaan material genetik sehingga dianjurkan tidak terlalu banyak, meskipun belum ada literatur yang menyatakan efek samping dengan dosis tertentu," tutur Widodo.