"Indonesia memiliki peningkatan beban akibat penyakit tidak menular (PTM). Hasil Riskesdas pada 2018 menunjukkan prevalensi PTM mengalami kenaikan, jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain pada kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus dan hipertensi. Kanker naik dari 1,4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 1,8 persen (Riskesdas 2018), sementara kanker ovarium berada di peringkat 3 dari sisi insiden dan tingkat kematian," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan Dr. Eva Susanti, S.Kp.,M.Kes belum lama ini,
Mengingat gejala atau tanda-tanda dari kanker ovarium beragam dan sulit ditebak secara pasti (Complicated). Dokter spesialis Onkologi dr Oni mendorong mindset waspada dan melakukan pemeriksaan dini, lebih baik.
"Jadi tanda -tandanya itu complicated ya karena bisa ngilu banget (di perut), jadi waspada. Pertolongan harus dilakukan oleh orang yang ahli, apakah gejala ini mengarah ke kanker ovarium yang gejalanya seperti disebut awal," kata dokter Spesialis Onkologi, dr. Oni Khonsa, Sp.OG, Subsp. Onk dalam Press Briefing Kampanye 10 Jari I Wish I Knew : What Doctor, Patient, Survivors and Caregivers Want You To Know secara online, Sabtu (3/12/2022)