Hal ini sangat membantu sesama wanita untuk pulih dari trauma kekerasan yang dihadapi. "Bantu sesama wanita untuk kembali menemukan potensi diri dan kembali berdaya setelah melewati peristiwa keterpurukan," ujar Siti Atikoh.
Dalam acara ini, Atikoh juga turut mendengarkan pengalaman seorang perempuan yang terkena kasus kekerasan. Perempuan bernama Nova bercerita, dirinya mengalami kekerasan verbal yang berdampak pada kesehatan mentalnya.
Namun, dia tidak diam saja ketika mendapatkan kekerasan tersebut. Nova yang kala itu tidak mendapat support system dari lingkungannya, langsung konsultasi pada ahli, psikolog.
Siti Atikoh setuju dengan hal yang dilakukan oleh Nova. Menurut dia, apa yang dilakukan oleh Nova bisa menjadi contoh bagi para perempuan mengatasi kekerasan yang dihadapinya.
"Yang dilakukan sudah baik dan tepat, memiliki inisiatif pribadi dengan didampingi oleh seseorang yang profesional. Kita perlu juga mencari orang yang paham dengan kondisi terkini kita. Mulai dari diri kita, kita harus saling support. Women empowered women," ujar dia.
Tidak hanya itu, Atikoh pun turut mendengarkan kisah penyandang disabilitas low vision bernama Dian. Dengan keterbatasannya, Dian menuturkan perjuangannya melalui masa sekolah hingga masuk dunia kerja.
Mengetahui kuatnya Dian menjalani segala tantangan hidup, Atikoh berharap jika tempat-tempat umum bisa lebih inklusif. Misalnya, dalam dunia pendidikan, alangkah baiknya bila murid-murid di sekolah diajarkan untuk berempati.