JAKARTA, iNews.id - Ada banyak metode yang dapat dilakukan untuk menangani kanker, salah satunya radioterapi. Selain operasi dan kemoterapi, radioterapi telah digunakan secara luas dalam upaya mengobati berbagai jenis kanker.
Dokter Onkologi Radiasi, Prof Soehartati A. Gondowihardjo mengatakan, radioterapi merupakan salah satu modalitas utama dalam terapi kanker. Berdasarkan data dunia tentang utilisasi alat radioterapi, minimal satu dari dua orang penderita kanker, selama menjalani perjalanan terapi kanker, pasti memerlukan terapi radiasi.
"Eadioterapi menggunakan sinar radiasi berenergi tinggi, seperti sinar-X, untuk menargetkan dan membunuh sel-sel kanker. Tujuannya adalah menghancurkan sel-sel kanker dan mencegah penyebarannya di dalam tubuh, serta mencegah kembali di masa depan," ujar Prof Soehartati, melalui keterangannya belum lama ini.
Radioterapi, kata Soehartati, terapi yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak dapat disentuh. Oleh karena itu, proses quality control sangat penting untuk memastikan radiasi diberikan secara aman, tepat, dan berkualitas.
Radioterapi bekerja dengan merusak DNA sel kanker. Ketika DNA ini rusak dan tidak dapat diperbaiki, sel kanker akan berhenti membelah atau mati. Sel-sel kanker yang mati ini kemudian akan dikeluarkan dari tubuh seiring dengan waktu.
Keberhasilan radioterapi dalam mengobati kanker dapat ditingkatkan dengan menggabungkannya dengan metode pengobatan lain seperti kemoterapi dan operasi pengangkatan kanker.
Soehartati menjelaskan, dalam rangka terapi radiasi yang berkualitas, akurat, dan presisi, ada tiga komponen utama yang diperlukan yaitu ketersediaan sistem dengan teknologi canggih atau terkini dan SDM yang mumpuni, serta sistem quality control yang baik.
"Dalam hal ini, penggunaan alat pencitraan sebelum radiasi dalam menentukan target radiasi menggunakan CT simulator menjadi hal yang sangat penting,” katanya.