Di kolom komentar, dr Ari yang juga adalah Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu menjelaskan kalau teknik yang dipakai untuk mengambil jarum pentul tersebut adalah endoskopi, bukan operasi.
Jadi, endoskopi dikerjakan dengan memasukkan alat fiber optic yang dilengkapi dengan kamera untuk melihat anatomi bagian dalam esofagus dan lambung. Saat lokasi jarum ditemukan, keluar dari selang endoskopi semacam pipet yang membantu agar jarum berhasil ketarik keluar.
Dijelaskan juga oleh dr Ari kalau selama proses endoskopi berlangsung, pasien tidak mengalami sakit, nyeri, atau sensasi mual gegara sebelumnya dilakukan anestesi.
"Pasien dibius total, sehingga tidak merasakan apa-apa," paparnya.
Dia pun menegaskan bahwa proses pengambilan jarum pentul dari lambung ini tidak membuat luka di sepanjang jalur usus atau organ tubuh yang dilewati jarum pentul.
"Pasca tindakan saya cek tidak membuat luka di pencernaan. Luka hanya pada tempat jarumnya tertancap," ujar Dokter Ari.