Misalnya saja di Jakarta yang ternyata kebanyakan memiliki jenis sampah plastik PP (Polypropylene) yang cenderung sulit didaur ulang. Hal itu tidak lain karena gaya hidup warga Jakarta yang cenderung berbeda dengan daerah-daerah lain di Indonesia.
“Jadi kayak kita bedain di Jakarta sama di Jawa. Saya punya salah satu recycle station di Jawa di daerah Grobogan. Kalau di Jakarta mereka sudah kenal sama minuman-minuman boba gitu ya, mereka sudah terbiasa membawa tumblr. Jadi plastik-plastiknya itu jadi beda. Kalau di Jakarta itu plastiknya jenisnya udah PP, ada sablonnya, jadinya lebih sulit didaur ulang,” kata Octalia, saat menjadi narasumber di Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia, Senin (26/9/2022).
Octalia menjelaskan, di beberapa daerah Indonesia, salah satunya di Jawa, jenis sampah yang sering dijumpai yakni berjenis PET (Polyethylene Terephthalate). Jenis sampah satu ini menurutnya cenderung lebih mudah didaur ulang dibanding sampah jenis PP.
“Kalau di Jawa, mereka belum ketemu tuh, belum terlalu terekspos sama boba-bobaan itu, ya jenisnya masih PET gitu, lebih mudah (di-recycle), karena tidak ada sablon, kita menyebutnya tidak dicampur antara si sablon dengan plastiknya itu. Kalau PET yang minuman air mineral dia itu bener-bener pure plastik tidak dicampur, jadi mudah didaur ulang,” paparnya.
Meski begitu, dari segi kemajuan, Octalia menilai, warga Jakarta cukup bagus dalam memilah sampah plastik sekali pakai. Sebab, warga Jakarta banyak terbantu oleh aplikasi-aplikasi digital untuk membuang sampah.
“Di Jakarta tuh udah banyak dibantu aplikasi-aplikasi digital yang mau buang sampah dengan baik. Jadi udah sangat terfasilitasi lah sebenarnya kalau mau memilah sampah,” katanya