Sebagai informasi, tubuh manusia memiliki lebih banyak jaringan paru-paru di bagian belakang tubuh daripada di depan. Sementara itu virus corona menyebabkan cairan dan sekresi abnormal berkumpul ke arah belakang, di mana terdapat lebih banyak jaringan paru-paru, dan pada akhirnya ini menyebabkan gangguan yang lebih besar pada fungsi paru-paru.
“Ketika seorang pasien dalam posisi tengkurap, gravitasi membantu sekresi bergerak ke bawah,” kata direktur medis untuk perawatan kritis di St Jude Medical Center di Fullerton, California, Harry Peled.
Tak hanya itu, proning juga merupakan pengobatan yang efektif untuk kondisi yang disebut sindrom gangguan pernapasan akut, komplikasi infeksi Covid-19 yang mengancam jiwa dan bermanifestasi sebagai sesak napas.
Di Inggris, proning telah masuk ke dalam panduan dari Intensive Care Society Inggris yang ditulis oleh dokter dan perawat yang berspesialisasi dalam perawatan intensif dan pengobatan pernapasan. Disebutkan dalam panduan itu, bahwa teknik ini dapat mengurangi kebutuhan akan ventilator dan menurunkan risiko kematian bagi pasien Covid-19 yang sadar sebelum mereka mencapai perawatan intensif.
Namun, teknik ini tidak cocok untuk semua pasien, seperti orang yang sangat gemuk, perempuan hamil, atau mereka yang mengalami cedera wajah. “Sangat penting untuk memiliki tim yang sangat terlatih dan pendekatan yang terorganisir untuk memastikan prosedur dilakukan dengan aman dan efisien,” kata Peled.