Phimosis
Kulup yang ketat menyebabkan masalah kebersihan akibat akumulasi bakteri. Hal ini dapat menyebabkan infeksi dan peningkatan risiko kanker penis. Faktanya, sebanyak 90% kasus kanker penis disebabkan oleh phimosis. Untuk mengurangi risikonya, maka penting bagi pria untuk menjaga kebersihan diri dan melakukan sunat pada masa kanak-kanak atau remaja.
Serangan HPV
Tak hanya kanker serviks, kejadian kanker penis akibat human papillomavirus atau HPV adalah 42% sampai 48%. Di daerah seperti Maranhao, Brasil misalnya, infeksi HPV terlihat pada 63% kasus ini. Tindakan sembrono seperti pergaulan seks yang dapat meningkatkan kemungkinan infeksi HPV di kalangan pria. Karena itu, Anda harus berhati-hati dan jaga pergaulan dengan teman sekitar.
Pergaulan Seks
Tingkat kanker penis risiko tinggi dialami oleh pria yang suka berganti-ganti pasangan untuk berhubungan seks. Penyakit ini dialami sekira 80% pria di Puerto Riko. Oleh karena itu, pria wajib berhubungan seks dengan satu pasangan saja agar menurunkan risiko kanker penis.
Merokok
Penggunaan tembakau alias merokok telah dikaitkan dengan beberapa jenis kanker. Seperti kanker paru, kanker laring, mulut, kerongkongan dan tenggorokan, kanker payudara hingga kanker serviks. Tapi ada jug sebagian kasus kanker penis yang dialami pria perokok. Ada kaitan yang menunjukkan bahwa orang yang merokok terlalu sering akan terpapar zat karsinogenik yang memicu kanker.
Trauma Mr P
Luka pada Mr P juga dipandang sebagai faktor risiko kanker penis. Studi menunjukkan, ada peningkatan tiga kali lipat dalam pengembangan karsinoma pada jaringan penis yang terluka setelah cedera atau robek. Karenanya, Anda harus mencegah faktor risiko itu supaya tidak fatal akibatnya.
Radiasi Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet juga diketahui memicu kanker penis. Risikonya pasti dialami oleh pria yang bekerja dengan alat yang memiliki paparan sinar ultraviolet. Sebisa mungkin hindari risiko menyakitkan it supaya tidak berbahaya di kemudian hari.