Menurut Dokter Suwardi, satu hal yang kerap dilupakan adalah air putih. Padahal, ini sangat mendasar dan memiliki manfaat luar biasa untuk ibu hamil maupun janin yang dikandungnya.
"Sebelum membahas makanan apa yang terbaik untuk ibu hamil, pertama-tama ibu hamil harus paham kalau air putih itu penting," kata dr Suwardi, dikutip dari tayangan Morning Update iNews TV, Jumat (27/9/2024).
"Kenapa air putih penting? Jawabannya, karena 70% tubuh manusia itu adalah air. Jadi, ketika asupan air putihnya kurang, akan memengaruhi kinerja tubuh secara keseluruhan," tambahnya.
Dokter Suwardi menerangkan kalau ibu hamil sampai dehidrasi, itu akan memengaruhi kesehatan ibu maupun janin yang dikandung. Tapi, kalau asupan air putih cukup, bayinya akan sehat dan ibunya pun sehat.
Kemudian, ibu hamil harus rajin mengonsumsi sayur dan buah. Sayuran hijau misalnya, kata dr Suwardi, itu pilihan yang paling bagus.
"Bayam hijau misalnya, itu mengandung asam folat yang baik untuk pembentukan sel darah merah, sel darah putih, dan gen janin. Kalau asam folat kurang, anak yang lahir bisa cacat," ungkap dr Suwardi.
Selain sayuran, ibu hamil juga disarankan banyak makan buah, seperti jeruk atau melon. "Pada dasarnya, buah itu mengandung vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan ibu hamil maupun janinnya," jelasnya.
Tak boleh ketinggalan adalah protein. Sumber protein yang baik untuk ibu hamil adalah kacang-kacangan, ikan, dan daging sapi.
Protein ini, ungkap dr Suwardi, penting untuk pertumbuhan. Ada teknik konsumsi protein yang dipercaya dapat menyeimbangkan kesehatan tubuh.
Dijelaskan dr Suwardi, pakai teknik 3-2-2. Apa itu?
"Jadi, 3 hari makan tahu dan tempe dalam seminggu, lalu 2 hari makan ikan, dan 2 hari makan daging sapi, ayam, atau telur," katanya.
"Dengan teknik tersebut, kecukupan protein dalam sepekan bisa tercukupi. Tubuh Anda dapat nutrisi baik dari tahu dan tempe, ikan, dan daging sapi, ayam, serta telur," tambah dia.
Jadi, itu dia makanan terbaik untuk ibu hamil yang bisa dijadikan kebiasaan Anda di masa kehamilan. Tidak sulit untuk dijadikan kebiasaan, bukan?